Rabu, 06 Mei 2009

Plus-Minus Pembatasan Siswa di Kelas

oleh Cisilia Perwira Setyorini/Amrih Rahayu pada 17-02-2009

Ranah pendidikan selalu menjadi sorotan lantaran keberadaannya urgen. Mulai dari masalah pemberian beasiswa sampai peningkatan mutu standar kelulusan menjadikan ranah pendidikan selalu mengemuka dalam pemberitaan media massa.
Tentu tidak asap jika tidak ada api. Sorotan tersebut lantaran lebih disebabkan sering bergantinya regulasi untuk mengatur sistem pendidikan. Bukan berarti, kemudian mengambinghitamkan regulator yang selalu berganti tetapi paling tidak hal tersebut menjadikan pemicu berbagai pro kontra masalah pendidikan.
Tentu saja masih ingat dengan munculnya pro kontra sistem BSE (buku sekolah elektronik) atau selalu berubahnya standar kelulusan untuk setiap tahunnya. Selain itu masih ada satu permasalahan yang luput dari perhatian publik, yaitu pembatasan jumlah siswa per kelas.
Sesuai dengan standar nasional dunia pendidikan, jumlah maksimal siswa SD di kelas maksimal berjumlah 28 siswa per kelas. Sedangkan untuk SMP/SMA, maksimal jumlah siswanya adalah 32 orang tiap kelas. Standar tersebut pada tahun ajaran 2009/2010 akan diboyong ke Kabupaten Sukoharjo.
Kepala Dinas Pendidikan setempat, Joko Raino Sigit mengungkapkan dengan jumlah murid yang proporsional besar harapan jika proses belajar mengajar akan lebih maksimal. Dengan jumlah siswa yang sedikit maka beban guru akan akan berkurang.
Kebijakan tersebut disambut baik oleh pengamat pendidikan di Kota Solo, Furqon Hidayatullah. Menurutnya, dengan adanya pembatasan jumlah siswa akan berdampak positif terutama bagi siswa. Dengan pembatasan tersebut, rasio guru dengan rasio siswa akan seimbang.
Bahkan, kata Dekan FKIP Universitas Negeri Sebelas Maret (UNS) ini, rasio sistem pembelajaran lebih optimal lagi, jika satu guru mengajar 20 orang siswa. “Lebih baik lagi jika satu guru mengajar 20 siswa atau bisa juga membiasakan dengan team teaching, satu kelas diisi dua guru,” urai dia.
Dengan demikian, semua siswa yang mengikuti pelajaran akan bisa terpantau semuanya sehingga siswa di dalam kelas bisa menyerap ilmu pengetahuan yang disampaikan dengan baik.

Dikaji Mendalam
Dia mengemukakan wacana pembatasan siswa di dalam kelas lebih banyak sisi positif daripada dengan sistem sekarang yang masih cenderung menggunakan kelas gemuk.
Sementara, Kepala Disdikpora Surakarta, Amsori mengungkapkan pihaknya baru akan menerapkan sistem pembatasan jumlah siswa jika kebijakan tersebut merupakan kebijakan pusat yang harus dijalankan. “Saat ini kita masih menerapkan satu kelas jumlahnya sekitar 38 orang,” ungkap dia.
Meskipun demikian, kebijakan tersebut akan dikaji lebih dalam terkait dengan tingkat keefektifannya terutama di wilayah Surakarta.
Namun, apa yang menjadi pendapat dari pengamat pendidikan ini berseberangan dari sisi tenaga pendidik. Cobalah tengok dari pendapat dari Kepala Sekolah SMP 2 Solo, Rahmat Sukasman. Ia cenderung mempertanyakan mengapa harus ada pembatasan jumlah siswa. “Penginnya untuk sekolah menimba ilmu kenapa harus dibatasi. Seharusnya yang lebih dipentingkan adalah implementasi wajib belajar (Wajar) 9 tahun.”
Permasalahan pembatasan siswa memang tidak hanya sebatas pada teknis implementasi kebijakan tetapi juga akan mempengaruhi kondisi psikologis dari siswa dan kelangsungan sekolah swasta dan sekolah negeri yang kurang favorit.
Hartoyo sebagai Kepala Sekolah SD Tegalmuyo, Nusukan lebih menyoroti implikasi bagi sekolah swasta dan sekolah negeri. “Operasional dari sekolah swasta akan sangat tergantung dari banyak tidaknya siswa. Dan bagaimana operasionalisasi sekolah swasta jika ada pembatasan siswa. Selain itu, bisa dikatakan langkah ini adalah tantangan untuk sekolah negeri karena banyak bermunculan sekolah swasta.”
Salah seorang siswa kelas 3 SMK Adisumarmo, Tria. Ia lebih menyetujui jika ada pembatasan jumlah siswa untuk tiap kelas dengan alasan keseriusan dalam kegiatan belajar mengajar. “Kalau kelasnya gemuk malah kecenderungannya ramai. Jadi konsentrasinya menjadi berkurang.” (Cisilia Perwira Setyorini/Amrih Rahayu)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar