Senin, 13 April 2009

Tingkatkan Kualifikasi dan Profesionalisme Tenaga Pendidik Lulusan Akta Mengajar IV IKIP PGRI Bali


Senin, 2 Maret 2009

Sejak pemerintah menetapkan UU Sisdiknas dan diiringi UU tentang Guru dan Dosen, profesi guru dan dosen seolah-olah memiliki daya tarik kuat terutama bagi lulusan baru perguruan tinggi untuk terjun di dalamnya. Sejatinya, profesi ini menuntut tanggung jawab besar secara meteriil dan moril.

Perlu dicermati, Program Akta Mengajar atau Program Pembentukan Kemampuan Mengajar (PPKM) bertujuan untuk membekali kompetensi mengajar yang profesional dalam penguasaan materi bidang studi dan memadukannya dengan metodologi pemelajaran yang tepat baik secara teoretik maupun praktik untuk diimplementasikan dalam proses pemelajaran.

IKIP PGRI Bali sebagai salah satu Lembaga Pendidik Tenaga Kependidikan (LPTK) di Bali turut ambil bagian dalam mencetak calon guru yang secara terus-menerus dituntut meningkatkan mutu pendidikan melalui peningkatan kualifikasi dan profesionalisme tenaga pendidik. “Karena itu, program peningkatan kualifikasi guru melalui Program Akta Mengajar IV mutlak dilaksanakan secara berkelanjutan,” ujar Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Provinsi Bali Drs. I Ketut Wija, M.M. dalam sambutannya yang dibacakan Kabid Pendidikan Dasar Disdikpora IGA Rai Wardhani, S.H. Kebutuhan akan tenaga guru tiap tahun tampaknya cukup banyak diperlukan. Hal ini dapat dilihat dari angka guru yang mencapai batas usia pensiun cukup banyak. Karena itu diimbau kepada lembaga pendidikan yang nantinya akan menyiapkan tenaga pendidik perlu melaksanakan kerja sama dan koordinasi terus-menerus dengan instansi terkait dalam menyusun program perekrutan calon mahasiswa.

Kebijakan pemerintah yang meloloskan 40.000 bagi sarjana murni untuk memperoleh profesi guru di tingkat satuan pendidikan dasar dan menengah dinilai Ketua Program Akta Mengajar (PAM) IV IKIP PGRI Bali Drs. I Made Darmada, M. Pd. langkah yang tepat untuk mendongkrak mutu pendidikan di Tanah Air.

Melalui rekomendasi Dirjen Dikti Nomor: 1704/D/T/2002 tanggal 14 Agustus 2002, IKIP PGRI Bali diizinkan pula melaksanakan Program Akta Mengajar IV dengan consecutive model yang memberi peluang kepada sarjana (S1) dan lulusan Diploma IV nonkependidikan untuk dididik menjadi tenaga kependidikan profesional yang memiliki kompetensi sebagai guru tenaga kependidikan. Lulusan Program Akta Mengajar IV IKIP PGRI Bali akan mampu mengisi sebagian kebutuhan tenaga pengajar dalam bidang keahlian yang tidak ada di LPTK yang menerapkan integrated model seperti sarjana sosiologi, sarjana perikanan, sarjana bahasa Jepang, sarjana hukum yang berkaitan dengan HAM, sarjana teknik, yang diperlukan di SMK-SMK khususnya di Bali dan Indonesia umumnya.

Karenanya, PR II IKIP PGRI Bali Drs. I Made Suarta, S.H., M.Hum. yang bertindak sebagai ketua Panitia Yudisium ke-18 PAM IV IKIP PGRI Bali memberi acungan kepada lulusan S1 murni/nonkependidikan yang dinilainya memenangkan persaingan karena berani memulai yang baru. “Jangan takut bersaing, harus berani memulai, dan jangan takut gagal. Semua kemenangan berasal dari memulai. Kegagalan ada jika berpikir tanpa tindakan dan bertindak tanpa berpikir,” ujarnya.
Yang lebih membanggakan lagi, lulusan PAM IV IKIP PGRI Bali mendapatkan prioritas dalam perekrutan tenaga pendidik di sekolah-sekolah. Tak hanya isapan jempol jika dikatakan sebelum lulus, mahasiswa PAM IV IKIP PGRI Bali telah direkrut beberapa sekolah maupun instansi pemerintahan. Ini pula yang dialami lulusan terbaik PAM IV IKIP PGRI Bali Ayu Putu Dyah Aryadewi, S.E. dengan IPK 3,71 yang diyudisium Selasa (24/2) di Hotel Nikki Denpasar. Ia mengaku sebulan menjelang diyudisium telah direkrut sebagai guru praktik front office di SMK Triatma Jaya, Badung. “Saya sangat senang dan bangga menjadi mahasiswa di sini. Para dosen pengajar sangat membantu dan memberikan penjelasan secara detail. Di luar jam kuliah pun mereka masih bersedia membimbing kami,” paparnya. “Saya merasa beruntung menjadi lulusan Akta Mengajar IV IKIP PGRI Bali, karena ternyata mereka memrioritaskan lulusan kami. Di sini saya menyadari bahwa kunci guru sebagai pendidik adalah disiplin,” ujarnya menambahkan.

Rektor IKIP PGRI Bali Drs. Redha Gunawan, M.M. mengucapkan terima kasih kepada masyarakat yang telah memercayai pendidikan putra-putrinya di LPTK ini. Ia juga memberikan apresiasi besar kepada pemkab/pemkot se-Bali karena lulusan PAM IV IKIP PGRI Bali banyak diterima sebagai guru PNS. Ucapan terima kasih juga disampaikan Ketua Yayasan Pendidik Lembaga Pendidikan (YPLP) IKIP PGRI Bali Drs. IGB Arthanegara, S. H., M. Pd. bagi lulusan PAM IV yang turut andil dalam upaya peningkatan mutu almamaternya dengan pemberian bantuan buku dan seperangkat komputer. --ten

Tidak ada komentar:

Posting Komentar