Senin, 13 April 2009

Pengaruh Kompensasi yang Diterima Guru dan Penilaian Guru pada Kecemasan Siswa Terhadap Kinerja Guru

Nama & E-mail (Penulis): Leonard Mangunsong
Saya Dosen di Univ. Indraprasta PGRI Jakarta
Tanggal: 29 Juli 2008

PENGARUH KOMPENSASI DAN PENILAIAN GURU PADA KECEMASAN SISWA TERHADAP KINERJA GURU MATEMATIKA
SD - SMP - SMA
DI JABODETABEK

Abstrak: Penelitian ini bertujuan menganalisis pengaruh kompensasi yang diterima guru dan penilaian guru pada kecemasan siswa baik secara sendiri-sendiri maupun secara bersama-sama. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kompensasi memberikan sedikit kontribusi terhadap kinerja guru, artinya bila kompensasi ditingkatkan, hanya akan menaikkan sedikit kinerja guru yang bersangkutan. Sedangkan penilaian guru terhadap kecemasan siswa memberikan kontribusi negatif, artinya guru yang mengetahui siswa cemas cenderung akan menurunkan kinerjanya. Untuk mengatasi hal tersebut, perlu kiranya pemerintah mengkaji ulang pemberian kompensasi "berlebihan" kepada guru dan mengupayakan supaya guru bidang studi hanya bertugas sebagai pendidik dan tidak perlu memperhatikan derajat kecemasan siswanya.

Kata Kunci: kompensasi, kecemasan siswa, kinerja, guru,
________________________________________

PENDAHULUAN

Pendidikan merupakan sebuah proses berkesinambungan yang seharusnya tidak boleh berhenti dan harus terus berjalan seiring dengan usia manusia. Pendidikan yang bermutu dan berkualitas tentunya akan menghasilkan sumber daya manusia yang dapat mengoptimalkan potensi sumber daya lainnya yang ada di negaranya. Seperti yang dikatakan Dr. Kartini Kartono bahwa kunci pembangunan masa mendatang bagi bangsa Indonesia adalah penddikan. Hal ini berarti, pendidikan diharapkan dapat menggerakkan setiap individu untuk meningkatkan kualitas keberadaannya serta mampu berpartisipasi dalam gerak pembangunan. Lebih jauh dikatakan oleh Kartini Kartono, bahwa pendidikan merupakan alat untuk memperbaiki keadaan sekarang, juga untuk mempersiapkan dunia esok yang lebih sejahtera. Untuk itu, mengingat bahwa pendidikan merupakan masalah yang amat kompleks dan teramat penting karena menyangkut macam-macam sektor kehidupan bagi pemerintah dan rakyat Indonesa, maka perlu pemecahan langkah-langkah pemecahan permasalahan secara terpadu.

Pentingnya pembelajaran setidaknya dapat mendorong bangsa Indonesia untuk mempercepat pengembangan sumber daya manusia yang tangguh dan berdaya saing tinggi di kanca global. Namun demikian, dalam proses belajar di sekolah, para siswa masih menomorduakan pelajaran matematika dari mata pelajaran yang lainnya. Sering kali siswa mengeluh belajar matematika, sulit dimengerti dan menjenuhkan, sehingga tidak mengherankan jika nilai prestasi matematika yang dicapai siswa masih jauh dari harapan.

Akan tetapi, bila siswa tersebut akan menghadapi ujian, siswa akan berusaha belajar dan belajar untuk memperoleh nilai yang terbaik dan akhirnya lulus ujian. Ketakutan di sini sebenarnya menimbulkan 2 respon, yaitu respon positif dan respon negatif. Respon positif mengandung arti, siswa ketakutan dalam menghadapi ujian, kemudian belajar untuk mengejar standar minimal yang harus dimilikinya sehingga dapat lulus dalam ujian. Akan tetapi, respon negatif sebaliknya, siswa ketakutan dan akhirnya justru tidak dapat berkonsentrasi dan tidak dapat belajar dengan maksimal sehingga tidak dapat mencapa standar minimal yang harus dimilikinya.

Guru sebagai salah satu unsur dalam PBM memiliki multi peran, tidak terbatas hanya sebagai pengajar yang melakukan transfer of knowledge, tetapi juga sebagai pembimbing yang mendorong potensi, mengembangkan alternatif, dan memobilisasi siswa dalam belajar. Artinya, guru memiliki tugas dan tanggung jawab yang kompleks terhadap pencapaian tujuan pendidikan, dimana guru tidak hanya dituntut untuk menguasai ilmu yang akan diajarkan dan memiliki seperangkat pengetahuan dan keterampilan teknis mengajar, namun guru juga dituntut untuk menampilkan kepribadian yang mampu menjadi teladan bagi siswa.

Melihat tugas guru, seharusnya guru layak diberikan penghasilan yang layak, akan tetapi di beberapa daerah, masih banyak ditemukan guru yang mengajar sebagai "pahlawan tanpa tanda jasa" dan pekerja sosial, yang akhirnya benar-benar sial. Hal ini terbukti dengan minimnya gaji guru di sekolah-sekolah. Pemerintah sebagai penentu kebijakan belum menghargai guru sebagai sebuah profesi yang memberikan banyak kontribusi bagi pendidikan dan pembangunan bangsa Indonesia. Guru sebagai sebuah profesi yang sebenarnya menghasilkan para pemimpin bangsa, profesi-profesi lain seperti dokter, pengacara, dan lain-lain, justru dianggap sebagai warga kelas 2 yang dipandang sebelah mata.

PERMASALAHAN

Rendahnya kualitas pendidikan Indonesia disebabkan oleh banyak faktor, salah satu diantaranya mungkin disebabkan oleh rendahnya kinerja guru. Kinerja dianggap sebagai hasil kerja seorang guru yang pada akhirnya tercermin dalam prestasi belajar siswa yang diajarnya. Dalam penelitian ini, penulis ingin melihat seberapa besar pengaruh kompensasi yang diterima guru dan penilaian guru pada kecemasan siswa terhadap tingkat kinerjanya.

TINJAUAN PUSTAKA

Kompensasi

Kompensasi guru pada penelitian ini adalah upah atau imbalan yang diterima oleh guru rutin setiap bulannya karena guru tersebut telah melaksanakan tugasnya, yaitu mengajar dan mendidik siswanya. Yang dibagi dalam 2 (dua) dimensi, yaitu dimensi finansial dan dimensi non finansial.

Penilaian Guru Terhadap Kecemasan Siswa

Penilaian guru terhadap kecemasan siswa adalah cara pandang guru terhadap kecemasan dan stres yang dialami siswa untuk kemudian dapat mengarahkannya ke arah respon yang terbaik bagi kemajuan anak didiknya. Yang dibagi dalam 2 dimensi, yaitu dimensi keengganan untuk mengikuti pelajaran matematika dan dimensi kegelisahan siswa dalam menerima pelajaran matematika.

Kinerja Guru

Kinerja guru dalam penelitian ini adalah hasil kerja yang dicapai oleh guru sesuai dengan wewenang dan tanggung jawabnya untuk mencapai tujuan organisasi, meliputi persiapan pengajaran, pelaksanaan pengajaran dan kehadiran di sekolah.

METODOLOGI PENELITIAN

Desain Penelitian

Penelitian ini hanya menggunakan 3 (tiga) buah variabel, yaitu :
Variabel Bebas 1 (X1)  Kompensasi yang diterima guru
Variabel Bebas 2 (X2)  Penilaian guru terhadap kecemasan siswa
Variabel Terikat (Y)  Kinerja guru

Yang digambarkan sebagai berikut :

Populasi & Sampel

Populasi yang penulis ambil untuk penelitian ini adalah seluruh guru SD, SMP dan SMA di wilayah Jabodetabek. Sedangkan sampel penelitian ini diambil tanpa memenuhi kriteria tertentu, sehingga penulis langsung datang ke sekolah-sekolah dan meminta semua guru matematika untuk mengisi kuesioner yang telah disiapkan.

Adapun jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 364 responden yang tersebar dari seluruh wilayah Jabodetabek.

Instrumen Penelitian

Instrumen ini terdiri dari 3 (tiga) buah, yaitu instrumen untuk memperoleh data tentang kompensasi guru, penilaian guru terhadap kecemasan siswa dan instrumen untuk memperoleh data tentang kinerja guru.

Jumlah butir untuk instrumen kompensasi guru adalah 26 butir, jumlah butir untuk instrumen penilaian guru terhadap kecemasan siswa adalah 16 butir dan jumlah butir untuk instrumen kinerja guru adalah 60 butir.

Dan setelah dilakukan perhitungan uji validitas dan reliabilitas, diperoleh hasil bahwa seluruh butir pertanyaan valid dan reliabel, seperti terlihat dalam tabel :

Variabel Cronbach Alpha Keterangan

Kompensasi 0,882 Valid & Reliabel

Penilaian Kecemasan 0,898 Valid & Reliabel

Kinerja 0,932 Valid & Reliabel

Dasar pengambilan keputusan :

Cronbach Alpha > 0,70 instrumen valid & reliabel.

Uji Normalitas

Normalitas diuji dengan menggunakan One-Sample Kosmogorov Smirnov dibantu program SPSS 15.0, dan diperoleh hasil bahwa data berdistribusi normal, sehingga dapat dianalisa dengan menggunakan statistik parametrik.

PEMBAHASAN

Gambaran Umum Responden

Responden berjumlah 364 orang; 34,6% laki-laki dan 65,4% perempuan; umur 21-30 tahun 1,1%, 31-40 tahun 25%, 40-50 tahun 37,6% dan sisanya >50 tahun; mengajar di SD sebanyak 45,3%, di MI sebanyak 4,4%, di SMP 27,5%, di MTs 6,9%, di SMA 13,2% dan di SMK 2,7%; responden dari wilayah Bekasi 6,9%, Bogor 4,4%, Depok 18,7%, Tangerang 9,6%, Jakbar 7,7%, Jakpus 6,3%, Jaksel 19%, Jaktim 12,4% dan Jakut 15,1%.

Hasil Penelitian

Langkah berikutnya adalah menghitung hubungan antara kompensasi dan penilaian kecemasan terhadap kinerja guru dengan menggunakan program SPSS 15.0, yang memberikan hasil sebagai berikut :

Regression

Temuan Penelitian

. Pada Tabel Model Summary, R = 0,239 dan R x R = R Square = 0,057, menunjukkan bahwa 0,057 atau 5,7 persen variasi kinerja guru dipengaruh oleh variabel kompensasi yang diterima guru dan penilaian guru terhadap kecemasan siswa, sedangkan sisanya diperoleh dari faktor lain.

. Pada ANOVA, nilai F = 10,925 dengan p = 0,000. Oleh karena p < 0,05; maka regresi dapat dipakai untuk memprediksi kinerja guru, atau secara bersama-sama variabel bebas berpengaruh terhadap kinerja guru pada taraf kepercayaan 95%.

. Pada COEFFICIENTS :
o Nilai B Constant 4,315 menyatakan bahwa jika Kompensasi dan Penilaian Kecemasan diabaikan, maka kinerja guru = 4,315.

o Nilai B Kompensasi 0,124 menyatakan bahwa jika kompensasi guru dinaikkan satu point, maka kinerja guru naik 0,124 point.

o Nilai B Kecemasan -0,129 menyatakan bahwa jika penilaian guru terhadap kecemasan siswa dinaikkan satu point, maka kinerja guru turun 0,129 point.

o Dari keterangan di atas, dapat dibuat persamaan regresi sebagai berikut :

Y = 4,315 + 0,124 X1 - 0,129 X2

Y = Kinerja guru

X1 = Kompensasi yang diterima guru

X2 = Penilaian guru terhadap kecemasan siswa

. Dasar Pengambilan Keputusan :

o Berdasarkan nilai Probabilitas :

 X1 : p = 0,000. Oleh karena p < 0,05; maka Ho ditolak, atau Kompensasi secara signifikan berpengaruh terhadap kinerja guru.

 X2 : p = 0,005. Oleh karena p < 0,05; maka Ho ditolak, atau Penilaian guru terhadap kecemasan siswa secara signifikan berpengaruh terhadap kinerja guru.

Simpulan Dan Saran

Hasil penelitian ini memberikan hasil bahwa seluruh variabel bebas memberikan pengaruh terhadap variabel terikat, walaupun secara kuantitatif tidak terlalu besar. Artinya, bila variabel bebas ditingkatkan, maka akan memberikan perubahan pada variabel terikat, walaupun perubahan ini ada yang positif dan ada yang negatif. Dari hasil penelitian ini, penulis berusaha memberikan beberapa masukan :

1. Mengingat variabel kompensasi guru hanya memberikan sedikit kontribusi dalam peningkatan kinerja, maka perlu kiranya pemerintah mengkaji ulang tentang pemberian kompensasi berlebihan kepada guru, karena ternyata kompensasi ini tidak memberikan peningkatan yang cukup berarti.

2. Mengingat variabel penilaian guru terhadap kecemasan siswa memberikan kontribusi negatif dalam peningkatan kinerja, maka sebaiknya guru bidang studi tidak perlu mengetahui tentang tingkat kecemasan siswa, artinya guru bidang studi hanya bertugas sebagai pengajar, sedangkan tingkat kecemasan siswa diurus oleh guru lain yang lebih kompeten dalam hal psikologi siswa.

3. Mengingat keterbatasan waktu dan tenaga, penulis mengharapkan ada penelitian lanjutan, sehingga hasil penelitian ini dapat digunakan untuk mengambil kebijakan-kebijakan yang lebih strategis bagi kemajuan pendidikan di Indonesia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar